Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 01 Desember 2009

2 Des - Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37

"HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu".

(Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37)


"Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh"(Mat 15:29-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, hasil survei pada Maret 2009, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 32,53 juta jiwa atau 14,15 persen dari total jumlah penduduk Indonesia….. Sementara itu, dalam survei kali ini, jumlah orang miskin tersebut diperoleh berdasarkan garis kemiskinan atau jumlah pengeluaran sebesar Rp200.262 perorang per bulan" (www.antaranews.com), berarti sebesar Rp.6.675,- perorang per hari.  Berdasarkan data diatas ini rasanya masih cukup banyak orang Indonesia, yang kurang gizi, sehingga tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik. Maka tidak mengherankan ketika ada masalah kecil tumbuh berkembang menjadi tawuran dan permusuhan, karena keterbatasan wawasan mereka. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua, siapa saja  yang berkecukupan atau kaya untuk meneladan Yesus yang "HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu": marilah kita hayati motto "man or woman with/for others". Marilah kita kembangkan dan perluas serta perdalam semangat solidaritas kita terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing. Kepada mereka yang terbiasa berfoya-foya atau boros setiap hari dalam hal makan dan minum maupun menikmati aneka fasilitas kami harapkan untuk hidup sederhana, jauh dari aneka macam bentuk keserakahan. Hemat saya ketika semuanya hidup sederhana sesuai dengan tuntutan kesehatan dan kewajaran maupun fungsi, maka tidak ada lagi yang miskin dan berkekurangan,  bahkan dalam kebersamaan akan terjadi kelebihan, sebagaimana terjadi dengan penggandaan roti dan ikan yang dilakukan oleh Yesus.

·   "TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya."(Yes 25:6), demikian penglihatan Yesaya yang menjanjikan. Kita semua mengharapkan situasi yang digambarkan oleh Yesaya tersebut dapat menjadi nyata atau terwujud dalam kebersamaan hidup kita dimanapun dan kapanpun: hidup damai sejahtera, aman tenteram, penuh dengan kasih persaudaraan atau persahabatan sejati. Untuk mewujudkan harapan atau dambaan ini kiranya butuh kehendak dan kemauan politik dari mereka yang berkuasa menentukan kebijakan atau aturan hidup bersama: hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi kita warganegara Indonesia berharap sila kelima dari Pancasila, yaitu "Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia" segera menjadi nyata, tidak tinggal dalam bayangan atau impian belaka. Jika diperhatikan data statistis di atas rasanya ada kekuatan atau modal untuk mewujudkan 'keadilan sosial bagi seluruh bangsa', mengingat dan memperhatikan mereka yang tergolong tidak miskin lebih besar jumlahnya daripada yang miskin.  Memang tantangan besar ada di hadapan kita, yaitu korupsi serta jual beli keadilan alias hukum, sebagaimana masih marak di Negara kita saat ini.  Para penegak hukum dan keadilan dapat dibeli dengan uang oleh orang-orang kaya yang korup, yang gila akan harta benda/uang dan kehormatan duniawi. Maka dengan ini kami berharap kepada para penegak hukum dan keadilan untuk jujur dan disiplin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, jangan menjadi luntur karena uang atau imbalan harta benda lainnya.

 

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah."

(Mzm 223:1-5)

Jakarta, 2 Desember 2009