Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

9Okt

"Tuhan ajarilah kami berdoa"

(Yun 4:1-11; Luk 11:1-4)

" Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia
berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya:
"Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes
kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu
berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah
Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap
orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan." (Luk 11:1-4), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Berdoa merupakan salah satu kewajiban orang beriman atau beragama,
hidup beriman atau beragama tanpa doa akan terasa hambar atau kering,
dan orang dengan mudah frustrasi atau putus asa ketika harus
menghadapi aneka perkara dan masalah kehidupan masa kini. Maka dengan
ini kami harapkan anda semua tidak melupakan berdoa setiap hari. Dalam
Warta Gembira hari ini kita diingatkan agar dalam berdoa sederhana
sesuai dengan apa yang kita rasakan atau alami dalam hidup
sehari-hari: dengan kata-kata sederhana dan mungkin singkat, tidak
panjang-panjang dan berbelit-belit. Kita  juga dapat bercermin pada
apa yang tertulis di dalam Buku Misa Mingguan, dimana kita diajak
mendoakan para pemimpin bangsa/Negara, pemimpin Gereja/Umat Beragama,
orang-orang miskin dan berkekurangan dan diri kita sendiri. Bukankah
mereka yang harus kita doakan ini setiap hari sarat dengan aneka
pekerjaan dan tugas kewajiban yang harus dilaksanakan demi
kesejahteraan hidup bersama?. Maka hendaknya dalam berdoa isinya
sungguh erat hubungannya dengan kebutuhan hidup kita sehari-hari.
Sebagai contoh dalam ajakan Yesus di atas kita hendaknya berdoa:
"Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya". Makan
merupakan kegiatan kita setiap hari demi kesehatan dan kebugaran tubuh
kita. Hendaknya setiap hari kita makan secukupnya, bukan
sebanyak-banyaknya serta berfoya-foya, sesuai dengan kebutuhan hidup
kita yang sehat dan layak. Tentu saja jika anda berkelebihan dalam hal
makanan, hendaknya disumbangkan kepada mereka yang kelaparan, yang
miskin dan berkekurangan dalam hal kebutuhan makan sehari-hari.

·    "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun
engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang
tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana
tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang
berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak
tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang
banyak?" (Yun 4:10-11), demikian tanggapan Allah atas doa Yunus yang
berekeluh kesah, karena Allah sangat menyayangi orang-orang Ninive,
yang bertobat. Firman Allah kepada Yunus ini kiranya baik kita
renungkan dan tanggapi dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap
hari dimana pun dan kapan pun. Dalam cara hidup dan cara bertindak
kita hendaknya senantiasa mengutamakan keselamatan jiwa manusia. Maka
pertama-tama dan terutama  hendaknya hidup bersama dimana pun dan
kapan pun diusahakan sungguh manusiawi. Hidup bersama yang manusiawi
akan mendukung hidup beriman dan beragama mengusahakan keselamatan
jiwa manusia. Kami berharap di tempat kerja atau tugas dimana pun
senantiasa diusahakan manusiawi; hendaknya jangan terjadi penindasan
atau pemerasan hak-hak asasi manusia. Ingat dan sadari bahwa manusia
adalah ciptaan Allah terluhur dan termulia di dunia ini, yang
diciptakan sebagai 'gambar atau citra Allah', maka menindas hak-hak
asasi manusia berarti melawan cintakasih Allah alias  tidak beriman
atau kafir. Sungguh memprihatinkan bahwa dalam hidup bersama saat ini
masih terjadi orang lebih mengasihi binatang atau tanaman atau harta
benda kenangan daripada manusia.  Binatang diberi makanan yang mahal
dan enak, sementara manusia diberi makanan seadanya tanpa gizi. Tenaga
dan waktu dicurahkan atau diboroskan untuk mengurus tanaman atau
binatang kesangannya, dan anak, isteri/suaminya, ditelantarkan, kurang
diperhatikan. Ada orang marah-marah lalu merusak tanaman atau barang
kesangan yang dimarahi, dan sang pemilik tanaman atau barang yang
bersangkutan membalas kemarahan yang lebih besar.

"Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah
aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab
kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.Sebab Engkau, ya Tuhan, baik
dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang
berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan
perhatikanlah suara permohonanku"

 (Mzm 86:3-6)

Ign 9 Oktober 2013

8Okt

"Engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara"

(Yun 3:1-10;Luk 10:38-42)

" Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di
sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di
rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria.
Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata:
"Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan
menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih
bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk
10:38-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Hidup di dunia masa kini memang harus menghadapi aneka perkara,
masalah, tantangan dan hambatan. Dalam warta Gembira hari ini
dikisahkan Marta dan Maria, dimana Marta menggambarkan orang yang
sibuk bekerja dan melayani, sedangkan Maria menggambarkan orang yang
khusuk berdoa. Yesus memuji Maria dengan bersabda:"Maria telah memilih
bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya". Jika kita
jujur mawas diri kiranya kita semua akan lebih menyerupai Marta
daripada Maria, karena kewajiban dan tugas pekerjaan atau perutusan
yang harus kita laksanakan atau kerjakan. Yang khusuk berdoa seperti
Maria kiranya jarang sekali, kecuali  mereka yang sedang menjalani
retret. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri
sebagai orang yang sibuk bekerja atau melayani. Kita diingatkan dan
diajak agar dalam bekerja atau melaksanakan tugas apapun tetap dalam
keadaan ceria atau gembira, tidak mengeluh atau menggerutu. Kerja
keras dalam bentuk apapun ketika diwarnai keluh kesah atau bahkan
marah-marah akan tidak ada artinya apa-apa. Kerja keras dengan tetap
ceria dan gembir akan membantu kesuksesan serta senantiasa  menjadi
daya tarik dan pesona bagi orang lain. Maka dengan ini kami mengajak
dan mengingatkan kita semua, entah yang sedang bertugas belajar atau
bekerja, untuk senantiasa tetap ceria dan gembira. Dalam kegembiraan
dan keceriaan akan menarik orang lain untuk mendekat, sehingga ketika
kita menghadapi kesulitan atau perkara pasti akan dibantu oleh mereka.
Dengan kata lain kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian untuk
senantiasa  'menemukan Tuhan dalam segala sesuatu' atau 'menghayati
segala sesuatu dalam Tuhan'.

·   "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh
makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan
berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang
dilakukannya.Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal
serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita
tidak binasa." (Yun 3:7-9),demikian firman Tuhan melalui nabi  Yunus.
Kita semua dingatkan pentingnya lakutapa atau 'matiraga' dalam cara
hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun.
Yang kami maksudkan dengan 'matiraga' disini adalah mengendalikan
gerak dan derap langkah raga atau anggota-anggota tubuh kita
sedemikian rupa, sehingga senantiasa sesuai dengan kehendak Tuhan.
Bukankah dari kita semua ada kecenderungan untuk senantiasa hidup dan
bertindak hanya mengikuti selera atau nafsu pribadi? Kami harapkan
keutamaan matiraga ini sedini mungkin dididikkan atau dibiasakan pada
anak-anak, dan mungkin lebih dalam hal makan dan minum. Hendaknya
anak-anak dibiasakan mengkonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan
badan atau tubuh, maka meskipun tidak enak namun sehat hendaknya
dipaksa untuk mengkonsumsinya. Hemat saya ketika kita tidak ada
masalah dalam hal makan dan minum yang menyehatkan badan, maka kiranya
akan mendapat  kemudian untuk mengendalikan raga dalam hal-hal lain.
Bagi generasi muda matiraga yang terkait dengan gairah atau nafsu
seksual kiranya penting sekali, mengingat dan memperhatikan pergaulan
seks bebas di kalangan remaja masa kini sungguh marak, yang
mengakibatkan penderitaan masa depan mereka sendiri maupun orang lain.
Jauhkan hiburan-hiburan yang tidak sehat di lingkungan keluarga atau
hidup anda. Salah satu cara mengantisipasi agar tidak ada pergaulan
seks bebas maupun generasi muda tidak jatuh ke narkoba, antara lain
adalah relasi yang mesra dan mendalam antar anggota keluarga. Maka
binalah relasi  yang mesra dan sehat di dalam keluarga maupun tempat
kerja anda.

"Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan,
dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada
suara permohonanku. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat
kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu
ada pengampunan"

(Mzm 130:1-4a)

Ign 8 Oktober 2013

7Okt

"Bagi Allah tidak ada yang mustahil."

(Kis 1:12-14; Luk 1:26-38)

"Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke
sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang
bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama
perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia
berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam
hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi
besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah
akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia
akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab
malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya,
Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki
pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia" (Luk 1:26-38),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP
Maria, Ratu Rosario, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana
sebagai berikut:

·   SP Maria adalah teladan umat beriman, dan dalam rangka
menghormatinya antara lain bulan Oktober dijadikan bulan Rosario,
dengan harapan kita yang beriman kepadanya setiap hari berdoa Rosario.
Doa Rosario berisi doa-doa pokok iman kristiani: tanda salib, aku
percaya, bapa kami, salam maria dan kemuliaan. Dengan kata lain dengan
berdoa Rosario diharapkan kita semakin beriman atau iman kita semakin
mendalam dan handal, sehingga segala sesuatu yang ditugaskan kepada
kita dapat kita kerjakan dengan baik dan tuntas, selesai pada
waktunya. "Bagi Allah tidak ada yang mustahil", demikian jawaban
malaikat, utusan Allah, kepada SP Maria, yang selayaknya juga kita
imani dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun
dan kapan pun. Allah adalah maha segalanya, maka hidup bersama dan
bersatu dengan Allah kita akan mampu mengerjakan segala sesuatu yang
diperintahkan olehNya melalui orang-orang yang diberi tugas untuk
memerintahkan, misalnya atasan atau pemimpin kita. Memang bagi atasan
atau pemimpin juga diharapkan memerintah atau memberi tugas kepada
bawahan atau anggotanya hendaknya apa-apa yang sesuai dengan kehendak
atau maksud Allah alias yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.
Percayalah bahwa kita apa yang diperintahkan baik adanya pasti akan
dapat diselesaikan dengan baik dan selesai pada waktunya. Kepada
segenap umat beriman kami ajak dan ingatkan agar senantiasa hidup dan
bertindak dijiwai oleh iman, agar apa yang anda harus kerjakan dapat
diselesaikan dengan baik dan pada waktunya.

·   "Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan
saudara-saudara Yesus" (Kis 1:14), demikian berita perihal cara hidup
jemaat purba. "Bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama", inilah
yang hendaknya kita renungkan dan hayati sebagai umat beriman atau
beragama. Hidup beriman atau beragama tanpa doa akan terasa hambar dan
kering adanya. Sebagai warganegara Indonesia pada umumnya di pagi hari
buta dan di sore hari kita mendengarkan suara azan, ajakan atau
panggilan untuk berdoa. Maka baiklah jika kita menyatukan diri dengan
ajakan tersebut, atau jika tidak mungkin kita adakan di waktu lain
sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan. Pendek kata kami berharap
agar kita semua berdoa setiap hari, entah itu dengan bantuan teks dari
buku-buku doa atau sesuai dengan kata-kata yang keluar dari lubuk hati
kita. Bagi umat Katolik kiranya doa harian seperti Bapa kami dan Salam
Maria hafal, namun apakah telah mencecap dalam-dalam isi doa tersebut
serta menghayatinya kiranya boleh dipertanyakan. Maka dengan ini kami
mengajak dan mengingatkan anda semua untuk mencecap dalam-dalam isi
doa Bapa Kami dan Salam Maria, karena jika kita mampu mencecap
dalam-dalam isi doa tersebut kiranya kita akan tergerak untuk
melakukan atau menghayatinya. Ada baiknya jika di dalam
keluarga-keluarga juga diselenggarakan berdoa bersama, dan untuk itu
usahakan waktu dimana seluruh anggota keluarga pada hari itu dapat
berkumpul.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku
berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun
atas orang yang takut akan Dia" (Luk 1:46-50)

Ign 7 Oktober 2013