Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

4Spt

"Orang berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka"

(Kol 1:1-8; Luk 4:38-44)

" Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon.
Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus
supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu
menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan
itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua
orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita
bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga
setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia
dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka
berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari
siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi
orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia
supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah
sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam
rumah-rumah ibadat di Yudea" (Luk 4:38-44), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Mujizat senantiasa membuat orang tertarik, apalagi mujizat berupa
penyembuhan orang sakit dan tanpa beaya, sehingga banyak orang yang
memiliki saudaranya sedang sakit tergerak segera membawa kepada Yesus
yang mampu menyembuhkan orang sakit dengan meletakkan tanganNya atas
orang sakit  yang bersangkutan. Banyak orang menilai bahwa Yesus
adalah seorang tabib atau dukun yang luar biasa, tiada duanya, maka
mereka berusaha menahan agar Yesus jangan pergi dari tempat mereka.
Mereka salah faham dan belum memahami bahwa panggilan dan tugas utama
Yesus adalah untuk mewartakan Kerajaan Allah keseluruh dunia.
Menanggapi desakan mereka Yesus menjawab: "Juga di kota-kota lain Aku
harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku
diutus". Tanggapan Yesus ini kiranya selayaknya menjadi permenungan
dan pegangan para pewarta Injil atau Kabar Gembira, misalnya katekis
atau pastor, bruder dan suster. Hendaknya dalam pelayanan atau
penghayatan panggilan tidak melekat disuatu tempat atau orang-orang
tertentu, melainkan diusahakan merata dan memperhatikan mereka yang
belum menerima Kabar Gembira. Dengan kata lain hendaknya anda
senantiasa siap sedia untuk dipindah dari tempat atau tugas yang ada
sekarang, ketempat atau tugas lain yang kiranya juga membutuhkan
pelayanan. Kami harapkan sebagai orang yang terpanggil secara khusus
untuk memiliki kesiap-sediaan yang lepas bebas. Sikap lepas bebas pada
masa kini sungguh penting dan mendesak untuk dihayati dan
disebar-luaskan. Sikap lepas bebas hemat saya perlu sedini mungkin
dididikkan dan dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dan
kemudian diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah.

·   "Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,karena kami telah
mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu
terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan
bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu
dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada
kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga
di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih
karunia Allah dengan sebenarnya." (Kol 1:3-6). Kutipan ini juga baik
menjadi bahan permenungan bagi rekan-rekan gembala umat. Sebagai
gembala umat kita diajak untuk melihat dan mengimani iman yang hidup
dalam diri umat, dengan kata lain lihatlah dan imanilah Allah yang
hidup dan berkarya dalam diri umat, bersyukur dan berterima kasihlah
kepada umat yang membantu pelayanan dan tugas anda dalam bentuk
apapun. Pertama-tama dan terutama marilah kita sadari dan hayati bahwa
aneka harta benda dan uang gerejani berasal dari umat, dan kemudian
bersyukur dan berterima kasih kepada umat. Syukur dan terima kasih
tersebut hendaknya juga menjadi nyata dalam penggunaan atau
pemfungsian harta benda dan uang gerejani, yaitu guna membina umat
dalam hal kekudusan dan pewartaan, artinya agar umat semakin kudus dan
memahami aneka macam ajaran Gereja maupun kitab suci. Pendalaman iman
umat hendaknya sungguh menjadi perhatian para gembala, apalagi dalam
Tahun Iman yang akan segera berakhir ini. Berilah perhatian pada umat
secara konkret dengan memberi kesempatan dan kemungkinan bagi mereka
untuk belajar dan mendalami aneka dokumen, sunber hidup iman,
misalnya: Kitab Suci, dokumen Konsili Vatikan II, Kitab Hukum Kanonik
dst..

"Aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku
percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya. Aku
hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang
bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di depan
orang-orang yang Kaukasihi!" (Mzm 52:10-11)

Ign 4 September 2013