Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

28Agt

"Hanya satu Pemimpinmu yaitu Mesias "

 (1Yoh 4:7-16; Mat 23:8-12)

"Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu
dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun
bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu,
yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan"
(Mat 23:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Agustinus, uskup dan pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   St.Agustinus yang kita kenangkan hari ini adalah anak dari
St.Monika yang kemarin kita kenangkan: hidupnya ditandai perubahan
dari kesesatan ke ketenangan, kesemrawutan ke keteraturan, dst..
antara lain karena pendampingan ibunya, Monika. Ia memiliki otak yang
cemerlang dan iman mendalam alias kecerdasan spiritual yang handal.
Agustinus akhirnya terpanggil menjadi uskup, gembala umat serta oleh
Gereja diangkat sebagai Pujangga Gereja, karena buah kecermelangan
otak dan kedalaman imannya sampai saat ini masih menggema atau hidup
terus pada teologi zaman sekarang. Agustinus kiranya baik untuk
menjadi teladan para gembala, para uskup maupun para imam, dalam
menggembalakan umat Allah. Para gembala diharapkan menghayati
panggilan dan fungsinya dengan rendah hati untuk menuntun umat Allah
kepada sang Pemimpin Sejati atau Gembala Sejati, Yesus Kristus,
Mesias. Sekali lagi kami ingatkan bahwa kita memiliki Paus, Paus
Fransiskus, yang rendah hati dalam menghayati fungsi penggembalaannya,
maka selayaknya semua gembala umat meneladan dan mendukungnya. Dunia
masa kini membutuhkan pemimpin yang rendah hati dan sederhana, maka
kepada siapapun yang berfungsi sebagai pemimpin kami harapkan hidup
sederhana dan rendah hati. Semakin tinggi jabatan dan kedudukan kami
harapkan semakin sederhana dan rendah hati hidupnya. Marilah kita
imani dan hayati bahwa pemimpin kita hanya satu yaitu Allah, maka kita
temukan Allah dalam diri umat beriman, dan dengan demikian kita
hormati dan junjung tinggi semua umat beriman, dengan kata lain
marilah kita saling menghormati dan menjunjung tinggi.

·   "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi,
sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia
tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1Yoh 4:7-8). Kita
semua adalah umat Allah, diciptakan oleh Allah dan dapat tumbuh
berkembang sebagaimana adanya pada saat ini karena kasih Allah yang
begitu melimpah ruah kepada kita melalui sekian banyak orang yang
telah mengasihi dan memperhatikan kita dengan aneka bentuk dan cara.
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah", demikian
peringatan yang selayaknya menjadi bahan refleksi atau mawas diri bagi
segenap umat Allah, agama atau keyakinannya apapun. Allah hadir dan
berkarya dimana-mana dan kapan saja, dalam diri manusia, binatang dan
tanaman, maka selayaknya kalau kita beriman kepada Allah senantiasa
mengasihi sesama manusia, semua binatang dan semua tanaman. Memang
pertama-tama dan terutama antar manusia harus saling mengasihi, dan
kemudian semua manusia bersama-sama dan bekerjasama mengasihi semua
binatang dan tanaman yang ada di lingkungan hidupnya. Pada masa kini
pelestarian aneka jenis binatang dan tanaman sungguh mendesak dan
penting sekali, mengingat dan memperhatikan beberapa jenis binatang
dan tanaman mengalami kepunahan karena keserakahan beberapa orang yang
bersikap mental materialistis dan duniawi. Marilah kita usahakan dan
perkembangkan lingkungan hidup yang mendukung dan memotivasi manusia
untuk hidup saling mengasihi. Gerakan membuat lingkungan hidup yang
baik dan mempesona hemat saya perlu dimulai di dalam
keluarga-keluarga, desa atau daerah kita masing-masing. Budaya menanam
dan berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah perlu diperdalam dan
dikembangkan dalam kehidupan bersama kita dimana pun dan kapan pun.
Budaya menanam ini hendaknya juga diperhatikan di sekolah-sekolah:
didik dan dampingi para peserta didik untuk menciptakan lingkungan
hidup sekolah yang menarik, bersih dan mempesona, sehingga mendukung
semangat belajar dan mengajar.

" Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan
jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.TUHAN memandang ke
bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada
yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah
menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik,
seorang pun tidak.Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan,
yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak
berseru kepada TUHAN?" (Mzm 14:1-4)

Ign 28 Agustus 2013