Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

29Agt

"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu"

(Yer 1;17-19; Mrk 6:17-29)

" Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan
membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri
Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil
isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan
bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan
akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan
suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes,
hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga
mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi
Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan
untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang
terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil
lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja
berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini,
maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja
yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari
kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus
kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia
pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau
berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu
sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena
tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.Raja segera menyuruh seorang
pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu
pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu
di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu
memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar
hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya
dalam kuburan." (Mrk 16:17-29), demikian kutipan Warta Gembira hari
ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta Wafat
St. Yohanes Pembaptis, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Seorang raja pada umumnya kaya dan memiliki pengaruh sangat besar
bagi rakyat atau warganya, sebagaimana terjadi di pemerintahan
kerajaan seperti di Inggris. Raja yang baik pasti akan mensejahterakan
rakyatnya, sebaliknya raja yang tidak baik, yang gila harta benda,
jabatan/kedudukan dan kehormatan duniawi pasti akan cari enaknya
sendiri sebagaimana terjadi dalam diri Herodes, yang tega merebut
isteri saudaranya sendiri. Dengan berani dan tegas Yohanes Pembaptis
menegor Herodes, yang akhirnya Herodes menjebloskannya ke dalam
penjara, bahkan akhirnya dibunuhnya demi kehormatan duniawi. Kami
mengingatkan mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama tidak hidup
dan bertindak seenaknya, dan kepada para pejuang kebenaran dan
kejujuran kami ajak untuk terus maju berjuang memberantas aneka
keserakahan dan korupsi yang dilakukan oleh para penguasa, meskipun
ada ancaman dibunuh. Peringatan Wafat Yohanes Pembaptis hari ini
kiranya juga mengingatkan kita semua umat beriman agar setia
menghayati rahmat kenabian yang menjadi cirikhas iman kita. Kepada
para suami kami ingatkan untuk tidak dengan mudah berselingkuh,
menodai kesucian perkawinan dan membohongi isteri. Kepada kita semua
kami harapkan juga tidak mudah mengambil milik orang lain seenaknya,
tanpa izin dari pemiliknya.

·   "Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan
sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan
engkau di depan mereka" (Yer  1:17), demikian firman Allah kepada
Yeremia. "Bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang
Kuperintahkan kepadamu", inilah yang hendaknya kita renungkan dan
hayati. Salah satu perintah Allah adalah agar kita hidup benar dan
jujur, serta berani memperjuangkan kebenaran dan kejujuran dalam cara
hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun. Ada rumor:
jujur akan hancur, memang benar jujur akan hancur, tetapi hanya untuk
sementara dan akan mulia dan bahagia selamanya. Sebaliknya para
korupsi atau penjahat mujur sementara dan sengsara atau menderita
selamanya sampai mati. Sebagai orang beriman kita mengimani Allah yang
menganugerahi hidup dan segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai
sampai saat ini, maka selayaknya kita juga setia menyampaikan atau
meneruskan perintahNya kepada saudara-saudari kita. Hidup dan
bertindak benar serta jujur hendaknya sedini mungkin dididikkan dan
dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga. Hendaknya kita jangan
kendor atau lesu dalam memperjuangkan kebenaran dan kejujuran. Marilah
kita cermati dengan teliti aneka bentuk korupsi atau penyelewengan
yang dilakukan oleh mereka yang bersikap mental materialistis, yang
sering memanfaatkan apa yang disebut 'proyek', seminar, pembinaan
dst..

"Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat
malu. Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku! Jadilah
bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Ya
Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik"

(Mzm 71:1-4a)

Ign 29 Agustus 2013