"Aku telah memberikan firmanMu kepada mereka dan dunia membenci mereka"
(2Kor 4:7-15; Yoh 17:11b-19)
"Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama
seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam
nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa
selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya
genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang
kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di
dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.Aku
telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka,
karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi
supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.Mereka bukan dari
dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam
kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah
mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka
ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka
pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:11b-19), demikian kutipan
Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Kornelius, paus, dan St.Siprianus, uskup, martir, hari ini saya
sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Salah satu tugas utama paus dan para uskup adalah memberitakan
firman atau sabda Tuhan kepada segenap Umat Allah khususnya maupun
umat manusia pada umumnya. Mengingat dan memperhatikan kebanyakan
orang pada masa kini hidup dan bertindak seenaknya sendiri, hanya
mengikuti keinginan dan cita-cita pribadi, maka mereka yang hidup dan
bertindak sesuai dengan firman atau sabda Tuhan pasti akan menghadapi
aneka ancaman dan kebencian. Kita masih berada di dalam bulan Kitab
Suci Nasional, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita
semua untuk tetap setia membaca, merenungkan dan mencecap dalam-dalam
firman atau sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, agar
kita senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan firman atau
sabdaNya. Sekiranya karena setia pada firman atau sabda Tuhan kita
harus mengdapi kebencian atau ancaman, hendaknya tetap tabah saja
seraya lebih mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi. Ingat bahwa
Firman yang telah menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa
telah mengalami kebencian dan ancaman, bahkan dilecehkan dan kemudian
dibunuh. Memang hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur pada
masa kini tak akan terlepas dari aneka macam kebencian dan ancaman,
namun hayati aneka kebencian dan ancaman sebagai kesempatan untuk
semakin memurnikan dan membuat handal iman kita. Marilah kita hayati
rahmat kemartiran yang dianugerahkan kepada kita dengan setia dan
tabah menghayati iman, panggilan dan tugas pengutusan kita
masing-masing. Jika anda mengalami kebencian atau ancaman, sebagai
orang yang beriman kepada Yesus Kristus, tataplah Dia yang tergantung
di kayu salib, karena dengan demikian anda akan memperoleh kekuatan
dalam menghadapi kebencian atau ancaman.
· "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,
bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari
diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami
habis akal, namun tidak putus asa;kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami
senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya
kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami"(2Kor 4:7-10).
Apa yang disharingkan oleh Paulus di atas ini kiranya baik menjadi
permenungan atau refleksi kita. Sebagai manusia kita berasal dari
tanah dan akan kembali menjadi tanah ketika meninggal dunia nanti.
Dengan kata lain sebagai manusia tanpa rahmat Allah kita sungguh
rapuh, lemah dan tak berdaya. Jika kita sehat, segar bugar, cerdas,
terampil, baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, tidak lain sungguh
merupakan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka
hendaknya sebagai orang beriman kita senantiasa mengandalkan diri pada
rahmat dan kekuatanNya, agar dalam aneka penindasan kita tidak akan
merasa terjepit serta memiliki akal untuk mengatasi atau
menghindarinya. Secara khusus kami mengajak dan mengingatkan
rekan-rekan biarawan dan biarawati untuk menghayati kelemahan dan
kerapuhannya serta hidup dan bertindak sesuai dengan semangat atau
spiritualitas pendiri. Kesetiaan pada spiritualitas pendiri pada masa
kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan
dalam hidup kita sehari-hari. Tentu saja saya juga berharap kepada
para suami-isteri untuk setia pada janji perkawinan yang telah
diikrarkan dengan bangga dan didukung oleh sekian banyak orang yang
menghadiri perkawinan anda.
"Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang
tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya. Yerusalem,
gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah TUHAN sekeliling umat-Nya,
dari sekarang sampai selama-lamanya. Tongkat kerajaan orang fasik
tidak akan tinggal tetap di atas tanah yang diundikan kepada
orang-orang benar, supaya orang-orang benar tidak mengulurkan
tangannya kepada kejahatan." (Mzm 125:1-3)
Ign 16 September 2013
(2Kor 4:7-15; Yoh 17:11b-19)
"Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama
seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam
nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa
selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya
genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang
kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di
dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.Aku
telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka,
karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi
supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.Mereka bukan dari
dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam
kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah
mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka
ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka
pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:11b-19), demikian kutipan
Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Kornelius, paus, dan St.Siprianus, uskup, martir, hari ini saya
sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Salah satu tugas utama paus dan para uskup adalah memberitakan
firman atau sabda Tuhan kepada segenap Umat Allah khususnya maupun
umat manusia pada umumnya. Mengingat dan memperhatikan kebanyakan
orang pada masa kini hidup dan bertindak seenaknya sendiri, hanya
mengikuti keinginan dan cita-cita pribadi, maka mereka yang hidup dan
bertindak sesuai dengan firman atau sabda Tuhan pasti akan menghadapi
aneka ancaman dan kebencian. Kita masih berada di dalam bulan Kitab
Suci Nasional, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita
semua untuk tetap setia membaca, merenungkan dan mencecap dalam-dalam
firman atau sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, agar
kita senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan firman atau
sabdaNya. Sekiranya karena setia pada firman atau sabda Tuhan kita
harus mengdapi kebencian atau ancaman, hendaknya tetap tabah saja
seraya lebih mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi. Ingat bahwa
Firman yang telah menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa
telah mengalami kebencian dan ancaman, bahkan dilecehkan dan kemudian
dibunuh. Memang hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur pada
masa kini tak akan terlepas dari aneka macam kebencian dan ancaman,
namun hayati aneka kebencian dan ancaman sebagai kesempatan untuk
semakin memurnikan dan membuat handal iman kita. Marilah kita hayati
rahmat kemartiran yang dianugerahkan kepada kita dengan setia dan
tabah menghayati iman, panggilan dan tugas pengutusan kita
masing-masing. Jika anda mengalami kebencian atau ancaman, sebagai
orang yang beriman kepada Yesus Kristus, tataplah Dia yang tergantung
di kayu salib, karena dengan demikian anda akan memperoleh kekuatan
dalam menghadapi kebencian atau ancaman.
· "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,
bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari
diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami
habis akal, namun tidak putus asa;kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami
senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya
kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami"(2Kor 4:7-10).
Apa yang disharingkan oleh Paulus di atas ini kiranya baik menjadi
permenungan atau refleksi kita. Sebagai manusia kita berasal dari
tanah dan akan kembali menjadi tanah ketika meninggal dunia nanti.
Dengan kata lain sebagai manusia tanpa rahmat Allah kita sungguh
rapuh, lemah dan tak berdaya. Jika kita sehat, segar bugar, cerdas,
terampil, baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, tidak lain sungguh
merupakan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka
hendaknya sebagai orang beriman kita senantiasa mengandalkan diri pada
rahmat dan kekuatanNya, agar dalam aneka penindasan kita tidak akan
merasa terjepit serta memiliki akal untuk mengatasi atau
menghindarinya. Secara khusus kami mengajak dan mengingatkan
rekan-rekan biarawan dan biarawati untuk menghayati kelemahan dan
kerapuhannya serta hidup dan bertindak sesuai dengan semangat atau
spiritualitas pendiri. Kesetiaan pada spiritualitas pendiri pada masa
kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan
dalam hidup kita sehari-hari. Tentu saja saya juga berharap kepada
para suami-isteri untuk setia pada janji perkawinan yang telah
diikrarkan dengan bangga dan didukung oleh sekian banyak orang yang
menghadiri perkawinan anda.
"Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang
tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya. Yerusalem,
gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah TUHAN sekeliling umat-Nya,
dari sekarang sampai selama-lamanya. Tongkat kerajaan orang fasik
tidak akan tinggal tetap di atas tanah yang diundikan kepada
orang-orang benar, supaya orang-orang benar tidak mengulurkan
tangannya kepada kejahatan." (Mzm 125:1-3)
Ign 16 September 2013