Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

3Okt

"Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala."

(Neh 8:1-4a.5-6.7b-12; Luk 10:1-12)

" Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain,
lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan
tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah membawa pundi-pundi atau
bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama
dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih
dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang
yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal
atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah
dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah
berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota
dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan
sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada
mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk
ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke
jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang
melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah
ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: pada hari itu
Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu." (Luk
10:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Hidup beriman atau beragama memiliki panggilan missioner, tugas
pengutusan: mewartakan atau menyebarluaskan apa yang telah diimaninya.
Dalam Warta Gembira ini kita semua diingatkan dan diajak bahwa dalam
rangka mewartakan iman sarana utama yang dipakai adalah cara hidup dan
cara bertindak kita sendiri, bukan aneka macam jenis sarana-prasarana
lainnya atau uang dan harta benda. Dengan kata lain kesaksian atau
keteladanan hidup beriman merupakan cara utama dan pertama dalam tugas
pewartaan atau melaksanakan karya missioner, yang tak dapat digantikan
oleh cara lain apapun. Maka marilah kita perdalam iman kita
masing-masing, sehingga iman kita tak akan goyah atau luntur karena
aneka macam godaan yang merebak di masa ini. Melaksanakan tugas
pewartaan iman bagaikan 'anak domba di kirim ke tengah-tengah kawanan
serigala', godaan dan rayuan setan yang siap menghancurkan iman kita.
Wujud godaan atau rayuan setan yang dekat dengan kita setiap hari
tidak lain adalah aneka bentuk kenikmatan yang terkait dengan nafsu
manusiawi kita seperti makanan, minuman, seks dst.. Maka dengan ini
kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk melatih diri melawan
godaan dan rayuan tersebut yaitu dengan 'matiraga', mengendalikan
nafsu raga atau anggota-anggota tubuh kita sedemikian rupa, sehingga
hanya bergerak sesuai dengan kehendak Tuhan. Atau kita dapat melatih
diri dengan senantiasa mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib
dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan
kita masing-masing. Mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib atau
aturan hemat saya juga merupakan wujud matiraga, karena kita tidak
bertindak seenaknya sendiri, hanya mengikuti selera atau keinginan
pribadi.

·   "Ketika tiba bulan yang ketujuh, sedang orang Israel telah menetap
di kota-kotanya, maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman
di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab
itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang
diberikan TUHAN kepada Israel. Lalu pada hari pertama bulan yang
ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah,
yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat
mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab
itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari
di hadapan laki-laki dan perempuan" (Neh 8:1-4a). Kutipan ini bagi
kita kiranya berarti bahwa sebagai orang beriman atau beragama
hendaknya sering membaca dan mencecap dalam-dalam aneka aturan hidup
beriman atau beragama. Secara khusus kepada segenap umat Katolik di
hari-hari terakhir tahun Iman ini, saya ingatkan: sejauh mana kita
telah membaca dan mendalami apa yang tertulis di dalam Kitab Hukum
Kanonik (Hukum Gereja Katolik). Jika anda tidak memiliki buku ini
silahkan buka situs www.ekaristi.org, karena anda dapat
men'down-load'buku tersebut. Sedangkan kepada mereka yang beragama
lain kami harapkan membaca dan mencecap dalam-dalam aneka aturan dan
tata tertib hidup beragama yang ada. Semoga buku-buku atau tulisan
perihal tata tertib dan aturan tidak berhenti dalam tulisan, melainkan
menjadi nyata dalam tindakan umat yang terkait dengan aturan dan tata
tertib tersebut.

"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu
teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.Titah
TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat
mata bercahaya" (Mzm 19:8-9)

Ign 3 Oktober 2013