Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

26Spt

"Herodes mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas"

(Hag 1:1-8; Luk 9:7-9)

" Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun
merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah
bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia
telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari
nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah
kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan
hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus"
(Luk 9:7-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Orang yang bersikap materialistis, gila akan harta benda,
kedudukan dan kehormatan duniawi, pada umumnya akan mudah marah dan
tersinggung ketika muncul orang yang menyainginya atau mengancam
kedudukannya. Demikian juga pemimpin dictator akan dengan mudah
membunuh dan menyingkirkan mereka yang mengganggu kekuasaan atau
kedudukannya. Hal ini kiranya pernah terjadi, yaitu di masa Orde Baru,
masa Presiden Suharta. Namanya saja sudah menunjukkan diri sebagai
orang yang gila akan harta atau uang, maka begitu memiliki kesempatan
sebagai presiden dengan leluasa dan seenaknya mengumpulkan harta benda
atau uang untuk dirinya sendiri, isterinya, anak-anaknya maupun
kerabat dekatnya. Mereka yang berusaha menghalangi usaha dan
dambaannya dengan mudah dibunuh atau disingkirkan dengan aneka cara.
Itulah yang juga terjadi di masa lalu dalam diri Herodes, yang merasa
terganggu dan tersaingi oleh apa yang dilakukan oleh Yesus, serta
kemudian 'berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus'. Memang
orang-orang baik, benar, bermoral dan berbudi pekerti luhur di dunia
ini sungguh menjadi ancaman bagi orang-orang yang gila akan harta
benda/uang, kedudukan dan kehormatan dunia dan melakukan korupsi. Kami
berseru dan berharap kepada semua pejuang dan penegak kebenaran,
kejujuran, keadilan dan kedisiplinan, untuk terus maju berjuang
pantang mundur. Peganglah motto "mati satu tumbuh seribu", maksud kami
sekiranya harus mengalami pembunuhan seperti Yohanes Pembaptis,
bersyukurlah dan berterima kasih, karena dengan kematian anda akan
lahir ribuan penerus pejuang dan penegak kebenaran, keadilan,
kejujuran dan kedisiplinan.

·   "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu
yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah
keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit;
kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak
sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan
orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh
dalam pundi-pundi yang berlobang" (Hag 1:4-6), demikian firman Tuhan
melalui nabi Hagai. Firman ini kiranya berlaku bagi mereka yang
bersikap mental materialistis, yang senantiasa merasa berkekurangan
meskipun telah memiliki harta benda dan uang berkelimpahan, alias
orang serakah dan rakus. Memang orang bersikap materialistis semakin
tambah harta benda dan uangnya pasti akan semakin merasa
berkekurangan, paling tidak secara fisik merasa berkekurangan tempat
untuk mengamankan harta benda atau uangnya, dan yang bersangkutan
senantiasa merasa was-was, tidak tenang hidupnya: makan tidak enak,
tidurpun tidak nyenyak. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak
kita semua untuk hidup sederhana, dan sekiranya berkecukupan atau
bahkan berlebihan akan harta benda atau uang kami harapkan dengan
kerelaan hati, jiwa besar dan hati rela berkorban, menyumbangkannya
kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Kita semua kiranya kenal
Ibu Teresa dari Calcuta, entah melalui aneka informasi media atau
pernah berjumpa: ia meninggalkan kemegahan gedung dan menggabungkan
diri dengan para gelandangan dan orang-orang miskin. Kematiannya
mengudang semua pemimpin Negara untuk melayatnya dan mengenangkannya.
Kami berharap kepada para pemimpin untuk senantiasa memperhatikan
orang miskin, mengutamakan pelayanannya kepada mereka yang miskin dan
berkekurangan. Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak
rekan-rekan pastor untuk senantiasa memperhatikan umat yang miskin dan
berkekurangan  di wilayah pelayanannya, tanpa pandang bulu atau SARA.

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam
jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang
menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!
Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka
bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan
kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan
keselamatan." (Mzm 149:1-4)

Ign 26 September 2013