Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

30Agt

"Kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

(1Tes 4:1-8; Mat 25:1-13)

 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di
antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa
pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang
bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli
mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana:
Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir
padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak
cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual
minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk
membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia
masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu
ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata:
Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu,
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
(Mat 25:1-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua agar
mengusahakan hidup bijaksana, yang antara lain ditandai dengan adanya
persiapan yang baik dalam mengerjakan segala sesuatu. Persiapan
merupakan sesuatu yang penting, orang yang sungguh mempersiapkan diri
dengan baik ada harapan keberhasilan lebih daripada tanpa persiapan.
Maka pertama-tama saya mengajak anda sekalian untuk sungguh
menggunakan masa persiapan dengan baik, misalnya persiapan pernikahan
pada masa tunangan, persiapan tahbisan imam atau kaul akhir di
masa-masa percobaan atau pembelajaran, dst.. Namun hemat saya hidup
kita di dunia ini sepenuhnya juga merupakan persiapan, yaitu persiapan
sewaktu-waktu dipanggil Tuhan atau meninggal dunia, karena kita semua
tak tahu kapan dipanggil Tuhan, dan dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Menghayati hidup sebagai persiapan untuk dipanmggil Tuhan
berarti senantiasa hidup baik, benar dan jujur, berfungsi optimal
sesuai dengan tugas dan jabatan atau fungsinya. Sebagai orang yang
telah dibaptis setia pada janji baptis, orang yang bersuami atau
beristeri setia pada janji perkawinan, dst.. Marilah kita temukan
Tuhan yang hidup dan berkarya dalam hidup kita sehari-hari, di dalam
keluarga maupun tempat kerja, tempat dimana kita memboroskan waktu dan
tenaga kita sehari-hari. Kepada para peserta didik, para murid, siswa
atau mahasiswa, kami ajak menemukan Tuhan dalam proses belajar dan
mengajar, dengan kata lain belajarlah sungguh-sungguh sehingga
terampil belajar, dan bergaullah dengan teman-teman sehingga terampil
bergaul.

·   "Saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan
Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup
supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi
baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu
juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama
Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya
kamu menjauhi percabulan," (1Tes 4:1-3). Sebagai orang beriman kita
semua dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak yang berkenan
kepada Allah, berusaha dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk
menjadi kudus atau suci, menjauhi dan tidak melakukan percabulan dalam
bentuk apapun. Percabulan pada masa kini memang sungguh marak, sebagai
dampak perkembangan dan pertumbuhan sarana-prasarana komunikasi
seperti HP dan Internet. Aneka informasi menunjukkan bahwa telah
banyak anak atau generasi muda menjadi korban percabulan karena
pengaruh sarana-prasarana komunikasi elektronik tersebut. Percabulan
juga dapat dirangsang oleh iklan-iklan di jalanan yang memasang wanita
cantik dengan pakaian seminim mungkin; demikian juga rekan-rekan
perempuan yang membawakan diri sedemikian rupa untuk pamer kecantikan
dan kemontokan dan kemolekan tubuhnya dapat merangsang laki-laki
melakukan percabulan. Maka dengan rendah hati kami mohon kepada
rekan-rekan perempuan untuk membawakan atau menampilkan diri
sedemikian rupa sehingga tidak merangsang laki-laki melakukan
percabulan, sedangkan kepada rekan-rekan laki-laki kami harapkan juga
menjaga sopan santu dalam pergaulan. Marilah kita semakin
bersungguh-sungguh menghayati iman kita dalam cara hidup dan cara
bertindak kita setiap hari.

"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau
bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum
adalah tumpuan takhta-Nya. Gunung-gunung luluh seperti lilin di
hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan
keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya" (Mzm
97:1-2.5-6)

Ign 30 Agustus 2013