Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

4Okt

"Semua Engkau nyatakan kepada orang kecil"

(Gal 6:14-18; Mat 11;25-30)

"Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi
orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang
kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan
kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain
Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang
kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena
Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat
11:25-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Fransiskus Assisi hari ini saya sampaikan catatan-catatans
sederhana sebagai berikut:

·   Santo Fransiskus Assisi telah menjadi inspirasi bagi  Paus kita
saat ini, dalam rangka menanggapi panggilan Allah untuk menjadi Paus,
menggembalakan umat Allah. Seorang Yesuit yang sungguh handal dan
berpengalaman sebagai pengikut St.Ignatius Loyola dan ketika terpilih
menjadi Paus tergerak hatinya untuk meneladan Fransiskus Assisi dalam
penggembalaan umat Allah. Ignatius Loyola sendiri juga belajar dari
Fransiskus Assisi perihal keutamaan kemiskinan, yang oleh Ignatius
kemudian diperdalam menjadi 'keutamaan/kaul kemiskinan bagaikan ibu
dan benteng hidup beriman/membiara'. Perhatian terhadap mereka yang
miskin dan berkekurangan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh pada
umumnya menjadi perhatian banyak orang. Dari mereka yang miskin dan
berkekurangan kita dapat belajar aneka keutamaan yang tak ada dalam
diri orang kaya dan pandai. Maka dengan ini kami mengajak dan
mengingatkan kita semua, dalam rangka mengenangkan St.Fransiskus
Assisi, untuk senantiasa memperhatikan mereka yang miskin dan
berkekurangan. Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan imam/klerikus
untuk hidup sederhana meneladan Yesus, yang meskipun kaya telah
menjadi miskin, dan juga sebagaimana diharapkan oleh Gereja Katolik.
"Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari
segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan" (KHK kan 282 $ 1).
Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita dipanggil untuk hidup dan
bertindak dengan lemah lembut dan rendah hati, meneladan Dia yang
sungguh lemah lembut dan rendah hati. St.Fransiskus Assisi juga
memiliki devosi mendalam terhadap "Yang Tersalib", yang diwujudkan
dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah serta meninggalkan
aneka kenikmatan duniawi, harta benda dan uang serta kehormatan
duniawi.

·   "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib
Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku
dan aku bagi dunia.Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada
artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Dan
semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah
kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik
Allah. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena
pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.Kasih karunia Tuhan kita
Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara" (Gal 6:14-18).
Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak kita semua yang beriman
kepada Yesus untuk "sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib
Tuhan kita Yesus Kristus". Kita boleh bermegah atau bangga jika
memperoleh kesempatan untuk 'menderita, berjuang dan berkorban' karena
kesetiaan iman kita kepada Tuhan. Maka ketika anda menghadapi
kesempatan untuk menderita, berjuang dan berkorban demi iman,
hendaknya jangan disingkiri, melainkan hayati dengan rendah hati dan
bantuan rahmat ilahi. Bermegah dan berjuang dalam salib Tuhan kita
Yesus Kristus berarti berpikir seperti apa yang dipikirkan oleh Yesus,
demikian juga merasa seperti yang dirasakan Yesus dan melangkah atau
bergerak meneladan langkah dan gerak Yesus. Dengan kata lain hendaknya
kita jangan hidup dan bertindak seenaknya sendiri, hanya mengikuti
keinginan atau selera pribadi. Semangat atau sikap mental yang
dikembangkan oleh Fransiskus Assisi yang bagi kita saat ini sungguh
mendesak dan up to date adalah persaudaraan atau persahabatan sejati,
maka rekan-rekan pengikut Fransiskus Assisi sering menyatakan diri
sebagai hamba atau saudara dina. Maka kepada para pengikut Fransiskus
Assisi, entah imam, bruder, suster kami harapkan dapat menjadi teladan
dalam persaudaraan atau persahabatan sejati.

" TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh
diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan
segenap hatinya" (Mzm 15:1-2)

Ign 4 Oktober 2013