Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

5Okt

"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat."

(Bar 4:5-12.27-29; Luk 10:17-24)

"Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata:
"Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata
Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari
langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan
musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian
janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi
bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Pada waktu itu
juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur
kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang
tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan
orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah
itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata:
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku
berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu
lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu
dengar, tetapi tidak mendengarnya." (Luk 10:17-24), demikian kutipan
Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Mata memang merupakan salah satu indera dari pancaindera yang
penting dalam hidup kita. Jika kita memiliki penglihatan yang baik,
dengan kata lain mata kita sehat, maka kita dapat melihat keindahan
alam ciptaan Allah, entah itu manusia, binatang atau pemandangan alam
yang cantik dan indah. Akan lebih menguntungkan lagi ketika
pendengaran juga prima, sehingga orang dapat melihat dan mendengarkan
segala sesuatu dengan baik dan prima. Di lingkungan hidup kita banyak
hal penting, indah dan mempesona, maka ketika kita dapat melihat dan
mendengarkan semuanya dengan cermat dan tepat akan hidup bahagia dan
damai sejahtera. Memang kita semua diharapkan tidak hanya melihat dan
mendengarkan secara fisik saja, melainkan juga secara spiritual,
mengingat dan memperhatikan pada masa kini banyak kepalsuan atau
permainan sandiwara, misalnya kelihatannya cantik atau tampan, namun
sebenarnya yang bersangkutan adalah penipu. Dengan kata lain lihatlah
dan dengarkan apa yang mereka kerjakan atau lakukan maupun aneka
informasi yang terkait dengan cara hidup dan cara bertindak yang
bersangkutan. Kepekaan dan keterampilan melihat dan mendengarkan
dengan baik dan benar ini kami harapkan sedini mungkin dibiasakan atau
dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga. Di dalam keluarga
hendaknya diperlihatkan dan diperdengarkan pertama-tama apa yang baik
dan benar bagi anak-anak balita, dan ketika sudah mampu membedakan
hendaknya juga diperlihatkan dan diperdengarkan apa adanya,  serta
anak-anak kemudian dilatih memilah dan memilih. Kebiasaan mengadakan
pemeriksaan batin setiap hari juga akan membantu kepekaan melihat dan
mendengarkan dengan baik dan benar.

·   "Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku, yang membawa nama Israel!Kamu
telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk
dibinasakan. Karena telah memurkakan Allah maka kamu diserahkan kepada
para lawan.Sebab Pembuatmu telah kamu marahkan, dengan mempersembahkan
korban kepada setan, bukannya kepada Allah.Pengasuhmu telah kamu
lupakan, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, dayahmupun telah kamu
dukakan." (Bar 4:5-8). Kutipan ini kiranya dapat kita renungkan atau
refleksikan sesuai dengan situasi dan kondisi kita masing-masing. Jika
kita mawas diri dengan baik dan benar kiranya kita semua akan mengakui
dan menyadari bahwa diri kita telah banyak bertindak dosa atau
menyeleweng, namun sampai kini masih dianugerahi kehidupan yang layak.
Marilah kita syukuri kasih pengampunan dan kemurahan hati Allah yang
kita terima melalui saudara-saudari kita. Dengan kata lain kami
mengharapkan kita semua tidak melupakan kebaikan dan kemurahan hati
saudara-saudari kita, dan tentu saja pertama-tama dan terutama kasih
dan kemurahan hati yang telah kita terima melalui orangtua atau
bapak-ibu kita masing-masing. Kita semua telah menerima pengasuhan
dengan penuh cintakasih dan murah hati yang telah dilakukan oleh
orangtua serta para guru yang membantu orangtua dalam mengasuh dan
mendidik kita. Kepada kita yang telah dewasa kami ajak untuk saling
mengasuh satu sama lain, sehingga kebersamaan hidup kita akan indah,
menarik dan mempesona. Marilah kita hidup dan bertindak dengan penuh
syukur dan terima kasih, karena kita telah menerima kasih melimpah
ruah dari Allah melalui sekian banyak orang yang telah mengasihi dan
memperhatikan kita.

"Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu
yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali! Sebab TUHAN
mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina
orang-orang-Nya dalam tahanan.Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia,
lautan dan segala yang bergerak di dalamnya." (Mzm 69:33-35)

Ign 5 Oktober 2013