Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

20Spt

"Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
memberitakan Injil Kerajaan Allah"

(1Tim 6:2c-12; Luk 8:1-3)

"Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota
dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas
murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan
yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit,
yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh
roh jahat,Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak
perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan
kekayaan mereka." (Luk 8:1-3), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Andreas Kim
Tangon, imam dan Paulus Chong Hasang dkk, martir-martir Korea, hari
ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Para martir Korea yang kita kenangkan pada hari ini  kebanyakan
adalah orang-orang awam, yang sungguh setia pada imannya serta tugas
pengutusan untuk menjadi pewarta Kabar Baik. Mereka kiranya
terinspirasi atau dijiwai oleh Yesus yang diimaninya, 'berjalan
berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan
Injil'. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua umat
beriman untuk menghayati rahmat kemartiran kita. Kiranya kita semua
setiap hari senantiasa bepergian, entah jauh atau dekat, dalam rangka
belajar atau bekerja sesuai dengan tugas dan kewajiban kita
masing-masing. Marilah kemana pun pergi atau dimana pun kita berada
senantiasa kita wartakan Kabar Baik, apa-apa yang baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur. Tentu saja pertama-tama dan terutama
masing-masing dari kita sendiri senantiasa baik adanya, tidak pernah
melakukan kejahatan sekecil apapun, sehingga senantiasa dicintai oleh
Allah maupun saudara-saudari kita. Kepada siapapun hendaknya kita
senantiasa berbuat baik, entah yang bersangkutan itu baik atau jahat,
menyenangkan kita atau melukai dan mengecewakan kita. Kita sendiri
perlu menyadari dan menghayati bahwa senantiasa menerima kebaikan dari
orang lain tanpa syarat, dan ketika kita melukai atau mengecewakan
orang lain pun diampuni atau bahkan dikasihi. Memang melakukan apa
yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur pada masa kini mau tak
mau harus rela berjuang dan berkorban, mengingat dan memperhatikan
cukup banyak orang yang tidak baik dalam cara hidup dan cara
bertindaknya, hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi.

·   "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin
kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang
menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar
segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa
orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka" (1Tim 6:8-10). Kutipan di atas ini mengingatkan
kita semua agar tidak bersikap mental materialistis atau duniawi, dan
rasanya tidak bersikap mental materialistis pada masa kini merupakan
wujud atau bentuk penghayatan rahmat kemartiran. Maka dengan ini
pertama-tama kami berharap kepada siapapun yang masih bersikap mental
materialistis untuk segera bertobat. Kita semua dipanggil untuk hidup
sederhana, tidak berfoya-foya atau tidak boros. Kepada mereka yang
kaya akan harta benda atau uang kami harapkan dengan jiwa besar dan
hati rela berkorban, menyumbangkannya kepada mereka yang miskin dan
berkekurangan. Sumbangan anda juga dapat disalurkan langsung kepada
instansi-instansi yang sungguh membutuhkan, misalnya panti asuhan,
pondok pesantren, seminari, sekolah-sekolah yang berkekurangan
sarana-prasarana pembelajaran dst.. "Asal ada makan dan pakaian,
cukuplah", demikian sharing pengalaman rasul agung Paulus, pewarta
Kabar Gembira yang ulung dan handal. Secara khusus kami berharap
kepada siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan bersama senantiasa
berusaha hidup sederhana, memperhatikan mereka yang miskin dan
berkekurangan. Kepada para pengusaha sekali lagi kami serukan:
hendaknya memberi jaminan social yang memadai kepada para pekerja yang
membantu dan mendukung usaha anda, karena dengan kesejahteraan yang
memadai atau mencukupi , para pekerja tidak akan melakukan korupsi dan
akan bekerja keras guna memajukan usaha anda.

"Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh
kejahatan pengejar-pengejarku, mereka yang percaya akan harta
bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka? Tidak
seorang pun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada
Allah ganti nyawanya, karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya,
dan tidak memadai untuk selama-lamanya" (Mzm 49:6-9)

Ign 20 September 2013