Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

21Spt

"Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa? "

(Ef 4:1-7.11-13; Mat 9:9-13)

" Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama
Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku."
Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan
di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan
makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang
Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus:
"Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah
arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa." (Mat 9:9-13),demikian kutipan Warta Gembira
hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Matius, rasul dan pengarang Injil, hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kesadaran dan pengahayatan diri sebagai orang berdosa identik
dengan kesadaran dan penghayatan diri sebagai orang beriman, itulah
menurut saya merupakan kebenaran sejati. Semakin suci berarti semakin
menyadari dan menghayati diri sebagai yang paling berdosa, karena cara
hidup dan cara bertindaknya merupakan karya Allah dalam dan melalui
dirinya yang lemah dan rapuh. Matius, yang kita kenangkan hari ini
adalah pemimpin pemungut pajak yang dipanggil oleh Yesus untuk menjadi
rasulNya. Pemimpin pemungut pajak dinilai sebagai pemeras rakyat dan
pendosa besar, karena memungut pajak melebihi sebagaimana ditetapkan
dan kelebihannya dinikmati sendiri. Kiranya sejak dahulu kala sampai
kini para pegawai atau pemungut pajak tidak pernah bersih alias
senantiasa melakukan korupsi untuk memperkaya diri sendiri. Matius
kiranya orang baik yang terjebak dalam struktur yang tidak adil, maka
ketika menerima sentuhan atau panggilan kasih dari Yesus, ia segera
meninggalkan tugas dan pekerjaannya serta kemudian mengikutiNya
sebagai rasul, bahkan kemudian hari menjadi salah satu penulis Injil,
Kabar Gembira, yang sangat berguna sampai saat ini. Maka dengan ini
kami mengajak dan mengingatkan kita semua, segenap umat beriman, untuk
menyadari dan menghayati dosa dan kelemahannya serta karya Allah dalam
dirinya yang lemah dan rapuh, serta selanjutnya mewartakan karya Allah
melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan
kapanpun. Marilah kita hayati rahmat rasuli yang dianugerahkan oleh
Allah dengan senantiasa mewartakan apa yang baik, mulia dan luhur,
yang menyelamatkan dan membahagiakan jiwa manusia.

·   "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan
karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil
berpadanan dengan panggilan itu.Hendaklah kamu selalu rendah hati,
lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu.Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera:satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil
kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan,
satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang
di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua." (Ef4:1-6). Kutipan
di atas ini mengingatkan dan mengajak kita semua umat beriman atau
beragama untuk senantiasa mengusahakan persaudaraan atau persahabatan
sejati. Dalam cara hidup dan cara bertindak kita diharapkan senantiasa
dijiwai oleh keutamaan-keutamaan 'rendah hati, lemah lembut dan
sabar'. Keutamaan-keutmaan ini hemat saya sungguh mendesak dan up to
date untuk dihayati dan disebarkan pada masa kini, memperhatikan dan
mencermati banyak orang berlaku sombong, kasar dan tidak sabar. Kami
berharap keutamaan-keutamaan ini dididikkan dan dibiasakan pada
anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret para orangtua atau
bapak ibu. Dari keutamaan-keutamaan tersebut silahkan pilih sendiri
mana yang mendesak dan up to date dalam keluarga anda. Secara khusus
kami berharap kepada rekan-rekan muda-mudi yang sedang berpacaran atau
tunangan untuk menghayati keutamaan sabar, dalam hal nafsu seksual:
hendaknya anda tidak tergesa-gesa menikmati hubungan seksual dengan
lain jenis sebelum menjadi suami-isteri. Entah kepada laki-laki atau
perempuan kami ajak untuk bersabar satu sama lain dalam menghadapi
nafsu atau gairah seksual. Kepada para guru atau pendidik kami
harapkan lemah lembut dan sabar dalam menghadapi peserta didik yang
nakal atau kurang terdidik. Percayalah bahwa kelemah-lembutan dan
kesabaran anda pasti akan membuahkan hasil yang didambakan.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya;hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam
menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak
ada kata, suara mereka tidak terdengar;tetapi gema mereka terpencar ke
seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang
kemah di langit untuk matahari"

 (Mzm 19:2-5)

Ign 21 September 2013