Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

27Agt

"Jangan menangis!"

(Sir 26:1-4.16-21; Luk 7:11-17)

" Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.
Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak
menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota,
ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya
yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil
menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung
berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu,
bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu
ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi
besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat
umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di
seluruh daerah sekitarnya" (Luk 7:11-17), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Monika, Pelindung para janda, hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Ketika ada perjumpaan pertama kali antara seminaris baru dengan
ibunya, menjelang Liburan Idul Fitri, Sabtu tanggal 3 Agustus 2013,
ada beberapa ibu yang menangis, melelehkan air matanya. Mereka yang
menangis diejek oleh ibu lain yang anaknya sudah satu atau dua tahun
menjadi seminaris. Tangisan atau tetesan air mata tersebut merupakan
wujud kasih ibu kepada anaknya, dan memang sering ibu hanya dapat
menangis atau melelehkan air mata, entah dalam mewujudkan kegembiraan
atau kesedihannya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan seorang
janda yang kehilangan anak tunggalnya karena meninggal dunia. Melihat
hal itu Yesus pun tergerak hatiNya oleh belas kasihan, dan kemudian
menghibur sang janda dengan membangkitkan anaknya dari mati. Peristiwa
mujizat, dibangkitkannya orang dari mati ini kemudian menjadi
pembicaraan 'di seluruh daerah sekitarnya'. St.Monika yang kita
kenangkan hari ini adalah seorang ibu yang sangat mengasihi suami
maupun anaknya, sehingga ia mampu mempertobatkan suami maupun anaknya,
kembali dari cara hidup yang tidak baik ke hidup baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur. Benarlah lagu "Kasih ibu kepada beta, tak
terhingga sepanjang, hanya memberi tak harap kembali". St.Monika
diangkat menjadi pelindung para janda, yang pada umumnya sendirian
mendidik dan membina anak-anaknya. Kami mengajak dan mengingatkan
semua ibu, tidak hanya para janda, untuk meneladan St.Monika, yang
begitu mengasihi anaknya sehingga anaknya tumbuh berkembang menjadi
pribadi yang cerdas secara spiritual. Kepada kita semua, yang kiranya
pernah menjadi anak dan memiliki ibu, kami ajak untuk senantiasa
mengenangkan kasih ibu yang luar biasa, sehingga kita tumbuh
berkembang sebagaimana adanya pada saat ini. Tidak mengasihi dan
berterima  kasih kepada ibu berarti tak bermoral.

·   " Berbahagialah suami dari isteri yang baik, dan panjang umurnya
akan berlipat ganda. Isteri berbudi menggembirakan suaminya, yang
dengan tenteram akan menggenapi umurnya. Isteri yang baik adalah
bagian yang baik, yang dianugerahkan kepada orang yang takut akan
Tuhan. Entah kaya, entah miskin giranglah hatinya, dan selalu rianglah
roman mukanya." (Sir 26:1-4). Kutipan ini memang lebih berbicara
perihal isteri atau ibu rumah tangga yang baik, dengan kata lain
kiranya merupakan bahan refleksi atau renungan bagus bagi para isteri.
Jika dicermati peran isteri pada umumnya sungguh dominan terhadap
suaminya: semua keinginan atau dambaan isteri pada umumnya dilayani
dan diusahakan dengan baik oleh sang suami. Cukup banyak pejabat
tinggi sangat dipengaruhi isterinya, yang ada di balik layar, dalam
menjalankan tugas atau fungsinya. Suami tanpa isteri pada umumya
sungguh menderita dan frustrasi, sebaliknya isteri tanpa suami pada
umumnya tetap tabah dan handal menjadi janda. Kami berharap kepada
para isteri untuk senantiasa mendambakan atau merindukan apa-apa yang
baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, sehingga sang suami berusaha
mewujudkannya, dan akhirnya berdua bekerjasama mengusahakan agar semua
anggota keluarga hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.
Secara khusus kami ingatkan para isteri pejabat tinggi untuk
mempengaruhi suaminya sebagai pejabat yang melayani rakyat,
membahagiakan dan menyejahterakan rakyat. Untuk itu kami harapkan para
isteri juga hidup dan bertindak sederhana serta tidak manja terhadap
suami. "The last but not the least" kami mengajak para isteri selalu
ceria dan gembira dalam keadaan atau situasi apapun, kaya atau miskin,
sukses atau gagal dst…

"Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan,
dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada
suara permohonanku.Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat
kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?" (Mzm 130:1-3)

Ign 27 Agustus 2013