Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 29 Oktober 2013

24Spt

"Yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

(Ezr 6:7-8.12b.14-20; Luk 8:19-21)

" Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak
dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan
kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin
bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan
saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan
melakukannya." (Luk 8:19-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   "Mendengarkan dan kemudian melakukan apa yang didengarkan"
merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena jika orang sungguh dapat
mendengarkan dengan baik serta kemudian melakukan apa yang didengarkan
kiranya para peserta didik akan sukses dalam tugas belajar dan
kemudian tumbuh berkembang sebagai pribadi dewasa yang sungguh cerdas
secara spiritual. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita
semua untuk memperdalam keutamaan mendengarkan serta melakukan apa
yang kita dengarkan. Kami berharap para orangtua sedini mungkin
mendidik dan membina anak-anak dalam keutamaan tersebut, dan tentu
saja anda antar suami-isteri sungguh saling mendengarkan satu sama
lain dalam rangka panggilan untuk saling mengasihi satu sama lain
sampai mati. Dalam hidup sehari-hari, entah di dalam keluarga atau
tempat kerja, hendaknya senantiasa diperdengarkan atau disuarakan apa
saja yang baik, yang fungsional mendidik dan membina para pendengarnya
tumbuh berkembang sebagai pribadi beriman, sehingga semakin
membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, dan kemudian senantiasa
berusaha mendengarkan kehendak Allah serta melakukannya dalam hidup
sehari-hari. Kehendak Allah dalam hidup sehari-hari menggejala dalam
dan melalui ciptaan-ciptaanNya: manusia, binatang maupun tanaman atau
tumbuh-tumbuhan. Dalam diri manusia menggejala dalam kehendak baik,
sedangkan dalam binatang maupun tanaman menggejala dalam ajakan untuk
dirawat dan diurus dengan baik. Marilah kita saling mendengarkan satu
sama lain dengan rendah hati, dan bersama-sama merawat dan mengurus
aneka jenis binatang dan tanaman di lingkungan hidup kita
masing-masing. Apakah selama bulan Kitab Suci Nasional ini kita telah
setia mendengarkan dan melakukan sabda Tuhan sebagaimana tertulis di
dalam Kitab Suci? Tidak ada kata terlambat, sekiranya belum marilah
kita terus perdalam dan perkembangkan dalam kehidupan sehari-hari ini.

·   "Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para
tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang
semula. Lagipula telah dikeluarkan perintah olehku tentang apa yang
harus kamu perbuat terhadap para tua-tua orang Yahudi mengenai
pembangunan rumah Allah itu, yakni dari pada penghasilan kerajaan,
dari pada upeti daerah seberang sungai Efrat, haruslah dengan seksama
dan dengan tidak bertangguh diberi biaya kepada orang-orang itu." (Ezr
6:7-8). Kutipan di atas ini kiranya baik kita renungkan atau
refleksikan bersama, khususnya bagi mereka yang mengambil kebijakan
dalam pembangunan rumah ibadat. Sungguh kontradiktif apa yang terjadi:
pembangunan losmen atau hotel dengan mudah diberi izin dan didukung
banyak orang, sementara itu izin pembangunan tempat ibadat seperti
kapel atau gereja sulitnya bukan main, bahkan bupati atau walikota
sudah memberi izin pembangunan gereja dan pembangunan sudah dimulai,
ada saja kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu merusak
seenaknya. Bukankah sudah menjadi rahasia umum bahwa losmen, tempat
penginapan/hotel, bahkan salon kecantikan, telah diselewengkan atau
disalahgunakan untuk pelacuran alias perbuatan amoral atau berdosa?.
Membangun tempat maksiat diizinkan sedangkan membangun tempat ibadat
dipersulit  atau bahkan dilarang, inikah cara hidup Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang memiliki dasar Pancasila, dimana disana-sini
sering digembar-gemborkan persaudaraan sejati, perdamaian dst.. Kami
berharap  agar pembangunan tempat-tempat ibadat tidak dipersulit atau
dilarang. Demikian juga penggunaan rumah/tempat tinggal untuk
beribadat atau berdoa bersama hendaknya tidak dilarang, melainkan
hendaknya didukung. Setiap hari kita mendengarkan ajakan untuk berdoa
melalui masjid, surau dst.., semoga ajakan itu tidak sekedar suara
yang menggelora, tetapi sungguh merupakan dukungan penggunaan aneka
tempat untuk berdoa dan beribadat. Para bupati maupun walikota kami
harapkan membina rakyatnya dalam kemudahan untuk membangun tempat
ibadat, yang diusahakan oleh agama apapun. Di Jakarta masjid yang
besar dan megah berdampingan dengan katedral, dan terjadi kerjasama
yang indah di antara umat; semoga hal ini juga terjadi di seluruh
wilayah Indonesia.

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke
rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai
Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang
bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN,
untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan" (Mzm
122:1-4)

Ign 24 September 2013