Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 13 Juli 2012

14 Juli

Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia

(Yes 6:1-8; Mat 10:24-33)

 

Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.� (Mat 10:24-33), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

 

 Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua sebagai umat beriman untuk tidak takut dan tidak gentar menghayati iman kita di dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Salah satu bentuk penghayatan iman yang mendesak dan up to date masa kini hemat saya adalah hidup dan bertindak disiplin serta jujur, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang tidak disiplin dan tidak jujur, sehingga perilaku amoral seperti korupsi masih merebak di sana-simi di dalam kehidupan sehari-hari. Ada pejabat atau penegak hukum yang takut memberantas korupsi, karena memang sering ancaman untuk dibunuh atau disakiti. Kita diingatkan agar tidak takut terhadap ancaman atau terror karena pada umumnya mereka juga hanya menakut-nakuti dan tidak akan melakukan apa yang mereka ancamkan. Sekiranya mereka sungguh melakukan apa yang diancamkan, percayalah pasti akan banyak orang membantu dan mendukung anda, dan jika sampai anda meninggal dunia karena siksaan dan berdarah-darah, maka darah anda akan menjadi penyubur hidup beriman bagi orang lain. Marilah kita hayati rahmat kemartiran dalam cara hidup dan cara bertindak kita, dengan hidup dan bertindak jujur maupun disiplin. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus kita dipanggil untuk meneladanNya, yaitu siap menderita demi kebahagiaan atau keselamatan orang lain, terutama mereka kebahagiaan atau keselamatan jiwa. Jiwa manusia lebih penting dari pada tubuh manusia atau harta benda dan uang.

 

"Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam" (Yes 6:5). Dengan jujur dan polos Yesaya menyadari dan menghayati dirinya sebagai orang yang terpanggil sebagai nabi. Karena hidup ditengah-tengah orang berdosa, yaitu ˜najis bibir alias berbicara yang tidak sopan serta menyakitkan hati pendengarnya, maka Yesaya pun tak terlepas dari situasi dosa dan berdosa juga. Orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk bepartisipasi dalam karya penyelamatanNya�, irulah jati diri seorang nabi, sehingga yang keluar dari mulutnya atau bibirnya bukan dari dirinya sendiri, melainkan dari Tuhan sendiri.  Nabi adalah pembawa dan pewarta suara Tuhan yang handal. Kita semua memiliki panggilan dimensi kenabian, maka marilah saling membantu dan mengingatkan dalam penghayatan panggilan ini. 

 

Hendaknya kita tidak takut untuk meneruskan atau menyebarluaskan suara atau kehendak Tuhan, dan marilah kita imani bahwa jika Tuhan memanggil dan mengutus, Ia juga akan membekali aneka kebutuhan yang kita perlukan dalam tugas pengutusan sehingga kita pasti akan sukses dalam tugas pengutusan. Penghayatan kenabian juga dapat kita hayati dengan melaksanakan tugas, pekerjaan dan kewajiban kita sehari-hari sebaik mungkin, maka baiklah saya mengingatkan dan mengajak pada pelajar atau mahasiswa sungguh belajar dengan baik setiap hari, tidak hanya belajar menjelang ujian atau ulangan umum saja, sedangkan para pekerja atau pegawai kami harapkan tetap rajin dan disiplin, tekun dan kerja keras melaksankan tugasnya  di tempat kerja. Ketika kita sukses dalam belajar maupun bekerja kami harapkan tidak menjadi sombong, melainkan semakin rendah hati, karena semuanya merupakan karya dan rahmat Tuhan.


TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. (Mzm 93:1-2)

Ign 14 Juli 2012