Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Rabu, 11 Juli 2012

12 Juli


"Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan"

(Hos 11:1.3-4.8c-9; Mat 10:7-15)

" Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."(Mat 10:7-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Pada umumnya ketika orang memperoleh tugas baru senantiasa mempertanyakan apakah di tempat tugas baru tersedia aneka macam sarana-prasarana yang memadai guna melaksanakan tugas dan kewajibannya. Demikian juga ketika orang mau bepergian, lebih-lebih rekan-rekan perempuan, pada umumnya juga ribut atau sibuk mempersiapkan aneka bekal perjalanan. Dengan kata lain secara jujur dalam diri kita pasti akan ketakutan atau kekhawatiran setiap kali ada hal-hal atau tugas-tugas baru. "Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya", demikian sabda atau pesan Yesus. Sabda ini kiranya mengajak kita semua untuk mengimani bahwa jika kita menerima tugas pengtusan dari atasan atau pemimpin kita, percayalah kepada Penyelenggaraan Ilahi. Jika kita senantiasa berusaha berbuat baik, percayalah pasti senantiasa ada orang-orang baik yang siap membantu kita dalam melaksanakan tugas pengutusan. Saya pribadi memiliki banyak pengalaman dalam hal tersebut: setiap kali kami merencanakan dan mengusahakan apa yang baik dan demi kepentingan umum ada-ada saja yang membantu dan akhirnya apa yang diusahakan dan direncanakan menjadi kenyataan alias terwujud. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk tidak khawatir setiap kali menerima tugas baru: sikapi dan laksanakan dengan baik dan percayalah jika anda senantiasa mengusahakan apa yang baik dan menyelamatkan past akan menerima uluran bantuan dari orang-orang yang baik.  Jika kita khawatir atau takut, sebenarnya dari diri kita sendiri juga kurang total atau sepenuhnya dalam melaksanakan tugas pengutusan, sehingga boleh dikatakan sebagai kalah sebelum perang.

·   "Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan" (Hos 11:8c-9), demikian belas kasih Allah kepada orang-orang pilihannya sebagaimana dilukiskan oleh nabi Hosea. Allah memang penuh belaskasih dan pengampunan, Allah senantiasa mengasihi dan mengampuni manusia yang membuka diri terhadap PenyelenggaraanNya. Maka kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk senantiasa membuka diri terhadap PenyelenggaraanNya dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan apapun dan dimanapun. Secara konkret marilah dengan rendah hati kita lihat dan imani apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam semua ciptaanNya, terutama dalam diri manusia yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah. Setiap manusia pasti dapat menjadi kepanjangan atau penyalur belaskasih dan pengampunan Allah. "Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu", inilah yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Allah hadir di tengah-tengah kita untuk menguduskan kita semua, mendorong dan memungkinkan kita untuk membaktikan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi. Kami berharap juga masing-masing dari kita dapat menjadi penyalur Penyelenggaraan Ilahi juga, artinya senantiasa juga mengasihi dan mengampuni siapapun. Ingatlah dan hayati bahwa masing-masing dari kita telah menerima kasih pengampunan melimpah dari Allah, sehingga untuk mengasihi dan mengampuni kita tinggal menyalurkannya saja.

"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju" (Mzm 51:3-4.8-9)

Ign 12 Juli 2012