Kembali ke Website Imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 04 Juni 2013

3Juni

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran"

(2Mak 7:1-2.9-14; Mat 5:1-12a)

" Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan
setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun
mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang
yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya,
karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena
Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang
jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,"
(Mat 5:1-12a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Karolus Lwanga dkk, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Setiap orang beriman, entah agama atau keyakinannya apapun, hemat
saya memiliki panggilan untuk menghayati rahmat kemartiran dalam cara
hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Salah
satu wujud penghayatan rahmat kemartiran yang mendesak dan up to date
untuk dihayati dan disebarluaskan masa kini hemat saya adalah
'kebenaran'. Apa yang disebut benar senantiasa berlaku universal,
dimana saja dan kapan saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia benar sering diartikan sebagai sesuai
sebagaimana adanya, dapat dipercaya, tidak bohong, sejati. Apa yang
benar antara lain diusahakan dalam proses pengadilan, dan untuk
mengusahakan kebenaran memang mahal serta membutuhkan banyak waktu,
sebagaimana juga terjadi dalam proses pengadilan. Untuk mengusahakan
kebenaran sejati dipanggil saksi-saksi, namun sering ada saksi yang
mengatakan apa yang tidak sesuai sebagaimana adanya alias bohong, maka
ada proses pengadilan yang terkatung-katung, misalnya kasus Bank
Century. Menjadi saksi kebenaran memang berat dan butuh kejujuran.
Sebagai orang beriman menjadi saksi kebenaran berarti senantiasa hidup
dan bertindak dengan membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan
dengan demikian mau tak mau akan senantiasa melakukan perintah dan
kehendak Tuhan, serta dapat dipercaya. Marilah kita bekerja sama atau
saling membantu dalam menjadi saksi kebenaran, kita perangi aneka
kebohongan yang masih merebak masa kini. Berjuang dan bekerja demi
kebenaran pada masa kini memang ada kemungkinan diancam untuk dibunuh
atau disingkirkan, namun demikian marilah kita tetap setia berjuang
demi kebenaran.

·    "Dari Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan demi
hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa. Tetapi aku
berharap akan mendapat kembali semuanya dari pada-Nya!" (2Mak 7:11),
demikian kata seorang pemuda yang hendak disiksa karena kebenaran.
Yang dimaksudkan dengan anggota-anggota tidak lain adalah
anggota-anggota tubuh, yang berarti tubuh kita yang berasal dari tanah
dan akan kembali menjadi tanah setelah meninggal dunia. Kutipan di
atas hendaknya menjadi acuan atau pegangan bagi kita semua umat
beriman, khususnya generasi muda yang pada umumnya begitu bersemangat
dalam hidup. Sebagai warganegara Indonesia marilah kita meneladan
generasi muda pendahulu kita, yang antara lain mencanangkan Sumpah
Pemuda: satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Dengan kata lain
marilah kita usahakan kesatuan bangsa kita, siapapun berusaha memecah
belah atau mencabik-cabik kesatuan bangsa hendaknya kita perangi
sampai titik darah penghabisan. Saat ini memang ada kelompok tertentu
yang fanatik atau ekstrim yang suka mengacaukan kesatuan bangsa dengan
aneka terror dan gangguan keamanan. Semoga semua generasi muda
memiliki hati jernih dan mulia guna mengusahakan kesatuan bangsa.
Kutipan diatas kiranya juga mengingatkan kita semua agar tidak
menggunakan anggota-anggota tubuh kita untuk berbuat jahat atau
melalukan dosa, entah itu mencuri, menyakiti orang lain atau menjual
diri demi uang sebagaimana dilakukan oleh para pelacur atau pemilik
uang untuk mencari pemuasan seksualnya dengan membayar, dst.. Semoga
semua anggota tubuh kita suci dan bersih adanya.

"Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit
melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika
amarah mereka menyala-nyala terhadap kita; maka air telah
menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita,
maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu."
(Mzm 124:2-5)

Ign 3 Juni 2013